a Note from me

Perkataan dapat menyebabkan keajaiban, tetapi juga dapat menyebabkan kesalahan besar. Apa yang kita katakan menentukan kedudukan kita. Jika kita memperkatakan kegagalan, kekalahan, kekuatiran, ketidakpercayaan maka itulah yang terjadi. Tetapi sebaliknya jika kita memperkatakan keberhasilan, kemenangan, kebahagiaan, maka itulah yang terjadi dalam hidup kita.
PIKIRKANLAH DAN PERKATAKANLAH.

Rabu, 01 Februari 2012

BELAJAR DARI DAUD



Mempelajari karakter Daud dari kitab 1 Samuel dan 2 Samuel sungguh merupakan pengalaman yang berharga. Ada banyak karakter Daud yang dapat dipetik untuk kehidupan masa kini. Tapi juga sedikit merepotkan, karena ada banyak sekali referensi ayat-ayat yang harus digali dari kitab-kitab yang lain. Sedemikian banyaknya sehingga akhirnya saya hanya mencatat beberapa nama yang berpengaruh dalam kehidupan Daud sehubungan dengan persiapan kotbah di Persekutuan Doa Wanita CitraKasih.

Beberapa sifat dan karakter Daud yang menonjol yang bisa saya petik adalah:
1.     Suka bermazmur
      Lihatlah betapa di setiap kesempatan Daud selalu menulis lagu, puisi, puji-pujian kepada Tuhan, sebagai ungkapan isi hatinya. Memainkan musik yang indah yang menentramkan hati orang seperti Raja Saul yang dipenuhi roh jahat, bahkan sampai membuai domba-dombanya saat Daud  “ngangon” di padang penggembalaan. Lihat saja Kitab Mazmur, sebanyak 73 pasal dari 150 pasal, Daud yang menulisnya. Demikian juga, Daud mengatur para penyanyi untuk melayani di Kemah Suci/ Pondok Daud setiap hari.
2.     Pengatur strategi perang yang genius
Tentu saja keahlian Daud ini diperoleh dari Tuhan. Setiap kali akan mengadakan peperangan tak lupa Daud akan bertanya kepada Allah Israel apa yang yang harus dilakukan. Dia tidak pernah gegabah dengan hanya mengandalkan kekuatan perangnya. Saya percaya itulah yang membuat kemenangan selalu di pihak Daud. Sampai suatu kali saat Daud dan pasukannya pulang dari suatu pertempuran, para wanita memuji-muji  Daud dengan perkataan “Saul mengalahkan beribu-ribu musuh, tetapi Daud berlaksa-laksa.” Kuncinya, mengandalkan Tuhan selalu.
3.      Suka mengampuni
Perhatikan bagaimana sikap Daud kepada Saul yang mengejar-ngejar Daud dengan maksud untuk membunuhnya. Setiap kali ada kesempatan untuk membunuh Raja Saul, Daud selalu menahan tangannya untuk membunuh Saul yang diurapi Tuhan juga. Dia mengampuni orang yang membencinya dan tetap menghormati orang-orang yang diurapi Tuhan. Bukan hanya terhadap Saul, tapi juga terhadap semua orang memberontak dan orang-orang yang menginginkan kejatuhannya.
4.       Setia dan taat
Ia setia pada janjinya kepada Yonathan anak Saul, sahabatnya itu, dengan memelihara anak Yonathan yang masih hidup yaitu Mefiboset pada saat Daud kembali ke Yerusalem. Ia memulihkan semua tanah, warisan dari Saul kepada Mefiboset dan makan sehidangan dengan Mefiboset sebagai anak Raja. Daud juga taat melakukan segenap perintah Tuhan dan tidak pernah berpaling kepada ilah lain.
5.       Hatinya lembut dan cepat bertobat
Lihatlah ketika Daud ditegor oleh nabi Natan oleh karena kesalahannya dalam perzinahan dan mengambil Batsyeba, istri Uria, serta merancangkan yang jahat terhadap Uria, yang akhirnya mati di medan perang karena konspirasi Daud.  Dia cepat bertobat, mengakui kesalahan dan menerima hukuman apapun yang dijatuhkan Tuhan atasnya. Lalu Daud juga menuliskan Mazmur sebagai ungkapan penyesalannya di Mazmur  51.
6.     Tidak membalas kejahatan
Suatu ketika Absalom, Anak Daud mengadakan kudeta terhadap Raja Daud. Daud memilih untuk turun dari tahtanya dan keluar dari Yerusalem, pusat kerajaannya. Dia mengalah terhadap anaknya dan sangat percaya bahwa Tuhanlah pembela dalam setiap perkaranya. Seorang dari suku Benyamin yaitu Simei bin Gera datang melempari Daud dan rombongannya serta mengutukinya pada saat ia dan pengikut setianya keluar dari Yerusalem. Simei berkata, “Enyahlah, enyahlah engkau penumpah darah, orang dursila.” Pada saat Abisai minta ijin Daud untuk memenggal kepala Simei, Daud hanya berkata: “Biarkan ia mengutuk, barangkali Tuhan menyuruh dia untuk mengutukiku. Sedangkan anakku sendiri ingin mencabut nyawaku. Biarkanlah dia. Tuhanlah yang menyuruhnya berbuat demikian. Mungkin Tuhan akan lihat sengsaraku dan membalas yang baik kepadaku sebagai ganti kutuk orang itu pada hari ini.” Saya sendiri rasanya sedih melihat kesengsaraan Daud dan pengen nangis melihat perlakuan Simei terhadap Daud. Tapi pada akhirnya Tangan Tuhanlah yang menghukum Simei, sikap Daud benar di hadapan Allah.
7.       Rindu senantiasa dekat dengan Tuhan
Daud digambarkan sangat dekat dengan Tuhan. Karena kerinduannya maka Daud berinisiatif untuk membangun rumah atau Ba-it untuk Tuhan yang sangat megah. Daud berkata kepada nabi Natan di2 Samuel  7, “Lihatlah, aku ini diam dalam rumah dari kayu aras padahal tabut Allah diam di dalam tenda.”
Tetapi Tuhan menjawab lewat Natan,
“Bukan Daud yang akan membangun tetapi keturunannya, Aku akan mengokohkan tahtanya selamanya, apabila ia melakukan kesalahan Aku akan menghukumnya, tetapi kasih setiaKu tidak akan hilang darinya dan kerajaannya akan kokoh selama-lamanya.”
Meskipun Salomo yang akhirnya mebangun Bait Suci itu, tetapi Daudlah yang mempersiapkan seluruh peralatan, perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk membangun, sampai kepada pekerja-pekerjanya dia yang merencanakannya.

Sebenarnya masih banyak yang dapat dipelajari dari kehidupan Daud. Di sepanjang malam sebelum hari PD dilaksanakan saya masih memikirkan kira-kira poin apa yang sangat penting yang akan disampaikan. Tetapi pada saat penyembahan di ibadah PD, tiba-tiba Roh berbicara di dalam hatiku…”Engkau tau anakKU, Daud sangat mencintai AKU.” Saya terhenyak, saya tidak menyadarinya dari kemarin..Saya tidak tahan, saya menangis dan menangis, dan merasakan pengurapan kasih yang sangat dalam mengalir turun atasku pada saat itu. Yang saya rasakan sayapun makin mengasihi Tuhan Yesus.  Benarlah nats Kisah Para Rasul 13:22 yang berbunyi:
“Aku telah mendapatkan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiKU dan yang melakukan segala kehendakKU.”
Lebih jelas lagi dalam terjemahan berbahasa Inggris,
I have found David the son of Jesse a man after My own heart.”
Saya juga tiba-tiba mengingat Mazmur yang ditulis oleh Daud, di Mazmur 63, yang menggambarkan kerinduan dan cintanya terhadap Tuhan.
Ya, Allah, Engkaulah Allahku, aku mencari Engkau, juwaku haus kepadaMu, seperti tanah yang kering dan tandus, tiada berair. Demikianlah aku memandang kepadaMu, di tempat kudus, sambil melihat kekuatanMu dan kemuliaanMu. Sebab kasih setiaMu lebih baik dari pada hidup; bibirku akan memegahkan Engkau.
Tuhan sangat berkenan pada Daud, sehingga IA sangat memberkati Daud, mengokohkan tahtanya sampai kepada keturunannya dan pada akhirnya Yesus, Sang Juruselamat lahir dari garis keturunan Daud.
What a wonderful heart…
I love You Lord…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar