a Note from me

Perkataan dapat menyebabkan keajaiban, tetapi juga dapat menyebabkan kesalahan besar. Apa yang kita katakan menentukan kedudukan kita. Jika kita memperkatakan kegagalan, kekalahan, kekuatiran, ketidakpercayaan maka itulah yang terjadi. Tetapi sebaliknya jika kita memperkatakan keberhasilan, kemenangan, kebahagiaan, maka itulah yang terjadi dalam hidup kita.
PIKIRKANLAH DAN PERKATAKANLAH.

Jumat, 27 Januari 2012

UJIAN PADANG GURUN


Hari-hari ini Tuhan sedang mencari orang-orang yang berkenan di hatiNya. Alkitab banyak mencatat orang-orang yang berkenan di hati Tuhan. Tetapi orang-orang yang berkenan di hati Tuhan biasanya adalah orang-orang yang lulus ujian padang gurun. Salah satunya adalah Daud. Dalam satu kesempatan Alkitab mencatat: "Aku telah mendapatkan Daud bin Isai, seorang yang berkenan di hatiku dan yang melakukan segala kehendakKU."(Kisah Para Rasul 13:22)


Orang yang berkenan bukan lah orang yang tanpa dosa. Orang yang dikenan Tuhan adalah mereka yang mau dibentuk, yang meski berdosa tapi mau menyesal dan bertobat, mereka mempunyai hati yang hancur. Seperti Daud, yang pernah berdosa, bukan hanya berzinah, tapi juga merancangkan yang jahat di dalam hatinya, mengingini milik orang lain bahkan rela membunuh untuk mendapatkan apa yang diinginkan hatinya. Tetapi ketika Tuhan menegorNya, ia segera bertobat. Tuhanpun mengampuninya meski ada konsekuensi dari dosa yang dibuatnya.


Kita dapat melihat kehidupan Daud yang dipenuhi dengan padang gurun pencobaan. Tetapi yang luar biasa adalah penyertaan Tuhan sungguh nyata dalam segala perkara. Pembelaan dalam setiap kelaliman. Pertolongan di setiap pergumulannya. Kemenangan dalam setiap peperangan. Sehingga Tuhan mengokohkan tahta kerajaan Daud, bahkan Mesias pun lahir dari garis keturunan Daud.


Kali ini kita akan mempelajari kehidupan Yesus, Sang Messias, manusia tanpa dosa.
Alkitab mencatat setelah Yesus dibabtis maka dikatakan langit terbuka dan ada Roh Allah seperti burung merpati turun ke atas Yesus lalu terdengarlah suara dari sorga yang mengatakan: "Inilah Anakku yang Kukasihi, kepadaNyalah Aku berkenan." Matius 3: 16-17
Tetapi apa yang terjadi setelah pembabtisan itu? Matius 4:1-2 mencatat: Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Allah sendiri mengijinkan Yesus untuk dicobai oleh Iblis. Hari-hari ini kita harus banyak belajar dari teladan Tuhan Yesus. Kita yang mengalami padang gurun, pencobaan yang tak putus-putusnya harus belajar kembali dari teladan Tuhan Yesus.
Ibrani 2:18 berkata: Sebab oleh karena Ia sendiri telah menderita karena pencobaan, maka Ia dapat menolong mereka yang dicobai.
Ibrani 4:15: Sebab Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, IA telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa.
Tuhan Yesuslah yang menjadi teladan kita, bukan hanya manusia biasa yang banyak kesalahan dan dosa.


Pada saat Yesus dalam keadaan yang sangat lemah secara jasmani, maka Iblis bersegera mencobai Dia. Iblis berkata: "Jika Engkau Anak Allah perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti."
Pada saat kita merasa berada di padang gurun, saat kita merasa lemah dan dalam pergumulan berat seringkali kita berkata, aku nggak kuat..Tuhan kenapa Engkau cobai aku??? Tapi Alkitab berkata: Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat dan IA sendiri tidak mencobai siapapun. Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya(Yakobus 1:13-14).


Menurut istilahnya, padang gurun (desert) adalah tempat hidup yang sulit bagi sebagian besar mahluk hidup. Hal ini terbukti dari sedikitnya jenis mahluk hidup dan tumbuh-tumbuhan yang dapat hidup di sana. Hewan-hewan tersebut juga rata-rata kurang bersahabat, seperti ular, kalajengking, dll. Suhu di gurun relatif sangat ekstrim, siang hari tinggi sekali dan malam hari rendah sekali.
Secara rohani banyak orang tinggal di padang gurun. Ada padang gurun kemiskinan, padang gurun kelaparan dan kehausan, padang gurun keterlantaran, padang gurun kesendirian, padang gurun putus cinta.  Tetapi semuanya itu menunjukkan kegersangan yang luar biasa. Masa padang gurun bisa berarti masa-masa sukar dalam kehidupan kita. Bisnis sedang merosot atau mungkin sudah berada di ujung tanduk, keluarga sedang dalam masalah, kesehatan memburuk dan kita mengalami krisis keuangan, bahkan dikejar-kejar utang. Di masa-masa sulit inilah hati kita mulai tergoncang, stres, mengeluh, bersungut-sungut dan bahkan kita berpikir bahwa Tuhan telah meninggalkan kita.


Jadi apa yang perlu kita lakukan apabila pencobaan padang gurun menimpa kita?
1. Selalu ingat bahwa kita adalah anak yang dikasihi.
Ya, ingat selalu perkataan Tuhan kepada kita saat pertama-tama kita jatuh cinta kepadaNya. Seperti perkataan Allah Bapa kepada Tuhan Yesus sebelum masuk masa pencobaan di padang gurun, "Inilah Anak yang Kukasihi kepadaNya Aku berkenan."
Sepahit apapun keadaan ini, terus katakan : Aku anak yang dikasihi Bapa, aku sangat berharga dan mulia di mata Tuhan. Sehingga seiring dengan menetesnya air mata kekuatan baru mulai tercurah, semangat bahwa ada Tuhan yang selalu peduli dan yang akan menolong kita dalam setiap kesesakan kita. Amin.


2. Selalu perkatakan Firman Tuhan
Seperti Tuhan Yesus yang menjawab Iblis saat ia menyuruh Yesus mengubah batu menjadi roti, Ia hanya berkata: "Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah." Dan lagi: "Ada tertulis, janganlah engkau mencobai Tuhan, Allahmu" dan lagi, "Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada DIA sajalah engkau berbakti" jawab Yesus kepada Iblis atas  pencobaan yang ke-2 dan ke-3. Dan di setiap pencobaan itu Yesus keluar jadi pemenang.
Alih-alih membuktikan diriNya Anak Allah, Yesus hanya membalas dengan memperkatakan Firman. Dan tentu saja memang pada saat itu sesungguhnya Yesus sangat dikenyangkan oleh Firman Tuhan dan hadirat Allah saat berpuasa di padang gurun. Demikian juga kita selalu perkatakan Firman Tuhan pada saat kita dalam pencobaan. Tentu saja kita harus sangat mendalami Firman Tuhan, harus sangat haus dan lapar akan kebenaran, harus sungguh-sungguh mengejar pengenalan akan Tuhan dalam setiap kebaktian, persekutuan, mezbah, saat teduh dan ibadah-ibadah lainnya. Karena itulah bekal atau modal dasar kita yaitu memakai selengkap senjata Allah dan melawan Iblis dengan pedang Roh yaitu Firman Tuhan. Hanya ucapkan Firman Tuhan dengan iman, maka Iblis akan keok dan lari dari padamu.


3. Selalu merendahkan hati
Dalam hal ini kita patut belajar dari kegagalan sebagian besar dari bangsa Israel yang akhirnya mati di padang gurun dan tidak pernah mengecap manisnya susu dan madu di tanah yang dijanjikan Tuhan yaitu tanah Perjanjian. 1 Korintus 10:6, semua pengalaman bangsa Israel terjadi,supaya menjadi contoh bagi kita. Juga Ulangan 8:2 yang berkata: Ingatlah kepada seluruh perjalanan yang kaulakukan atas kehendak TUHAN, Allahmu, di padang gurun selama empat puluh tahun ini dengan maksud merendahkan hatimu dan mencobai engkau untuk mengetahui apa yang ada dalam hatimu, yakni, apakah engkau berpegang pada perintah-Nya atau tidak.
Ul. 8:3 Jadi Ia merendahkan hatimu, membiarkan engkau lapar dan memberi engkau makan manna, yang tidak kaukenal dan yang juga tidak dikenal oleh nenek moyangmu, untuk membuat engkau mengerti, bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi manusia hidup dari segala yang diucapkan TUHAN.

Apapun yang kita alami, Tuhan sedang mengajar kita supaya kita naik kelas, naik ke level yang lebih tinggi lagi. Tuhan hanya mau lihat kemurnian hati kita. Tuhan ingin tau isi hati kita, apakah tetap berpegang pada perintahNya, atau berpegang kepada harta, kenalan, jabatan, pelayanan atau kekuatan kita. Yang penting di sini hanya rendahkan hati. Sebab 1 Petrus 5:5-6 mencatat, "Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati. Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikanNya pada waktunya.
Jadi tidak akan ada gunanya mengandalkan apa yang kita miliki, sebab semuanya itu tidak ada artinya, hanya angkat tangan tanda menyerah maka Allah Tuhan kita akan segera turun tangan dan meninggikan kita.
Lagi pula Tuhan sudah berjanji pencobaan-pencobaan yang kita alami ialah pencobaan-pencobaan biasa yang tidak melebihi kekuatan manusia, Ia tidak akan pernak  membiarkan kita dicobai melebihi kekuatan kita. Bahkan Ia akan memberi jalan keluar sehingga kita dapat menanggungnya.


Selamat melewati ujian-ujian di padang gurun, saya berdoa supaya kita semua menang atas pencobaan itu dan pada akhirnya para malaikat, bahkan Tuhan sendiri akan melayani kita, dan berkata, "CONGRATULATION MY DEAR.." Amin.


PRAISE THE LORD










Tidak ada komentar:

Posting Komentar