a Note from me

Perkataan dapat menyebabkan keajaiban, tetapi juga dapat menyebabkan kesalahan besar. Apa yang kita katakan menentukan kedudukan kita. Jika kita memperkatakan kegagalan, kekalahan, kekuatiran, ketidakpercayaan maka itulah yang terjadi. Tetapi sebaliknya jika kita memperkatakan keberhasilan, kemenangan, kebahagiaan, maka itulah yang terjadi dalam hidup kita.
PIKIRKANLAH DAN PERKATAKANLAH.

Kamis, 24 Mei 2012

CINTA KUAT SEPERTI MAUT

Pagi ini setelah selesai doa di pagi, subuh itu, aku mendengar perkataan ini "cinta kuat seperti maut". Setelah mengambil waktu saat teduh 1 jam mata terasa mengantuk. Melihat masih ada waktu, aku bermaksud untuk tidur sebentar lagi sebelum beraktivitas. Tetapi mendengar perkataan tersebut mataku langsung melek dan aku merasa getaran di dadaku. Apakah Tuhan sedang berbicara kepadaku? Lalu pikiranku segera ke Kitab Kidung Agung, karena aku tau kata-kata tersebut ada di dalam kitab itu, tetapi tidak pasti di ayat berapa. Saya mulai membaca Kidung Agung mulai pasal pertama, terkadang aku menyanyikannya, terkadang membaca seperti membaca puisi, dan terkadang air mataku berlinang bahkan kadang suaraku keluar dengan tersendat. Sementara membaca aku merasakan bahwa aku sedang bersahut-sahutan dengan Tuhan Yesus sendiri. Aku katakan pada Yesus "Ini kisah cinta kita Tuhan..."


Ketika akhirnya aku menemukan perkataan itu di Kidung 8:6 

 "Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN!"


Akupun memejamkan mata merasakan kasih Bapa tercurah atasku. Aku menangis, ketika merasakan betapa Tuhan Yesus sangat mengasihi aku, bahkan sampai mati di kayu salib, bagiku...bahkan sampai rela maut merenggutNYA supaya aku bisa bersatu dengan DIA. Kembali kuulang kata-kata tersebut...CINTA KUAT SEPERTI MAUT...

Apakah aku bisa membalas cintaMU? Aku merasa tidak yakin."Apakah aku mampu Tuhan Yesus? Bahkan sampai ke dalam maut sekalipun??" Aku tambah kuat menangis. Teringat akan pembacaan Kitab Kisah Para Rasul yang aku selesaikan kemarin sore. Ingat akan pengorbanan Paulus dalam perjuangannya memberitakan Injil, yang pada waktu membacanya kemarin sesekali aku juga meneteskan air mata. "Aku gak mungkin bisa seperti hamba-hambaMU yang lain Tuhan, yang mati-matian bekerja untuk Tuhan. Tapi aku janji akan menjaga cinta yang membakarku ini setiap hari, mengasihi Engkau dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatanku. Tolong aku membuktikan cintaku  padaMU, Yesus," seruku dalam doaku.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar