Jangan Bereaksi Berlebihan Terhadap Kesalahan
Oleh Rick Joyner, 28 Agustus 2012
Hampir setiap pribadi profetik yang saya tahu menyatakan bahwa tahun
2012 ini adalah "puncak segala yang baik maupun yang buruk." Saya pikir
ini terbukti benar, namun saya pikir semua akan bertambah baik maupun
bertambah buruk setiap tahunnya. Kita sedang memasuki masa paling
menantang dalam sejarah dunia dan masa yang terbaik adalah terus
berjalan bersama dengan Tuhan. Seperti yang telah saya katakan berulang
kali bahwa kita hidup pada masa yang digambarkan dalam Yesaya 60.
Kita sedang memasuki masa-masa dimana kita harus menghadapi
perkara-perkara akhir baik bagi bangsa Amerika maupun setiap bangsa lain
di dunia. Di dalam Alkitab, ini disebut dengan "Lembah Penentuan."
Setiap orang yang hidup pada masa ini harus melewati lembah ini, tetapi
sekarang adalah waktu untuk memutuskan dalam hati kita keputusan yang
akan kita ambil - bahwa kita tidak akan berkompromi demi kebenaran yang
telah dipercayakan kepada kita dan kita tidak akan menyangkal dan
menolak Tuhan yang telah membayar lunas keselamatan kita. Jika kita
tetap percaya, kita tidak akan gagal dan kita dijanjikan untuk melihat
kemuliaan-Nya.
Sebagaimana Tuhan katakan, barangsiapa mengasihi kepada yang paling
hina, ia melakukannya juga untuk Tuhan. Itulah sebabnya, ketika
saudara-saudari kita menjadi sasaran, kita perlu bangkit dan berdiri
bagi mereka sebagaimana untuk Tuhan. Ketika kita melakukan hal ini,
dunia bukan sekedar melihat bahwa Yesus dikirim oleh Bapa, namun Ia
masih tinggal bersama dengan kita.
Ketika Iblis tahu bahwa ia tidak dapat menghentikan langkah seseorang,
ia sering mendorong dari belakang hingga orang tersebut terjatuh. Target
utamanya adalah mengalihkan umat-Nya dari Kristus, namun sekalipun
mereka dapat melihat, ia tetap dapat menyebabkan kerusakan pada iman
mereka jika ia menekan ke titik ekstrim.
Sebuah parit ada di setiap sisi jalan kehidupan kita. Pada dasarnya,
sisi yang satu menjunjung hukum dan aturan (legalisme) dan sisi lainnya
adalah ketiadaan hukum (lawlessness). Jalan kehidupan ada di
antara kedua ekstrim tersebut. Banyak di antara kita yang menghabiskan
waktu hidupnya terombang-ambing di antara kedua parit tersebut karena
kecenderungan kita bereaksi berlebihan terhadap kesalahan dan kegagalan.
Beberapa reaksi memang wajar, namun intinya tidak bereaksi berlebihan
supaya tidak jatuh ke dalam ekstrim yang berlawanan.
Tentu saja, kita juga memiliki masalah dalaam menantikan Tuhan. Ada
begitu banyak "desakan" dalam firman-Nya untuk kita menantikan Dia,
namun tidak ada satupun yang saya mengerti sebagai "terburu-buru."
Terlalu banyak, terutama mereka yang begitu bergelora / bersemangat,
sering kali terbakar dalam perkara ini. Kuncinya adalah tidak kehilangan
api semangat dan menjadi ragu untuk terus melangkah. Alasan utama
mengapa Yesus memberikan kepada Petrus kunci-kunci Kerajaan adalah pada
kemampuannya berbuat kesalahan atau kegagalan yang besar namun setelah
itu tetap bangkit dan bergerak maju.
"Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun kembali, tetapi orang fasik akan roboh dalam bencana." - Amsal 24:16, banyak yang percaya bahwa orang benar tidak akan jatuh namun Yakobus 3:2 berkata, "Sebab kita semua bersalah dalam banyak hal; ..." Kita
semua akan berbuat banyak kesalahan, namun "yang benar" adalah tidak
membiarkan kesalahan-kesalahan itu menjatuhkan / menghentikan kita.
Sekalipun kegagalan-kegagalan kita mengecewakan-Nya, namun kita harus
tetap bangkit untuk menyenangkan hati-Nya terus.
Ini bukan perkara bagaimana kita tidak berbuat kesalahan dan kegagalan, namun bagaimana kita terus bangkit. Tidak terjebak dengan ilusi dari hukum yang berlaku, maupun ketakutan untuk berbuat salah serta perasaan tertuduh, melainkan terus mengandalkan Tuhan dalam segala perkara. Yang terpenting adalah, "Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya." - Amsal 14:26. Jagalah untuk tetap seimbang di dalam Dia dan tidak terjebak di kedua ekstrim yang ada.
Terjemahan bebas dari: Don't Overreact to MistakesIni bukan perkara bagaimana kita tidak berbuat kesalahan dan kegagalan, namun bagaimana kita terus bangkit. Tidak terjebak dengan ilusi dari hukum yang berlaku, maupun ketakutan untuk berbuat salah serta perasaan tertuduh, melainkan terus mengandalkan Tuhan dalam segala perkara. Yang terpenting adalah, "Dalam takut akan TUHAN ada ketenteraman yang besar, bahkan ada perlindungan bagi anak-anak-Nya." - Amsal 14:26. Jagalah untuk tetap seimbang di dalam Dia dan tidak terjebak di kedua ekstrim yang ada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar