Dalam proses belajar mengikut Yesus, dan belajar menyenangkan hatiNYA, hari-hari terakhir ini merupakan saat-saat terindah. Berikut ini saya rindu bertutur akan apa yang saya alami. Pada awalnya saya mengikuti seminar yang diadakan oleh BPD Banten yang mengundang hamba Tuhan DR. Maqdalene Kawotjo. Kemudian
saya mendapatkan kegairahan untuk berdoa bagi bangsa kita Indonesia. Dan
kerinduan lebih lagi untuk menjadi penyembah Tuhan. Selanjutnya saya
juga tiba-tiba mendapatkan buku kecil tentang kesaksian John Mulinde
yang menyaksikan pertobatan seorang anak buah Lucifer, dimana dibukakan
tentang campur tangan roh-roh jahat dalam setiap aktivitas doa kita. Dalam buku itu kita disuruh untuk berdoa dan menyembah tanpa gangguan. Karena
saya merasa diberkati saya kemudian membagikan buku kecil itu ke 100
orang.
Akhirnya saya berketetapan hati untuk mengambil
jam-jam doa saya mulai jam 3 atau jam 3.30 pagi di saat semua orang
masih tertidur. Saya merasa harus ada korban yang saya bayar untuk
mendapatkan persekutuan yang indah dengan Tuhan. Awalnya saya ambil
waktu itu memang untuk melihat doa-doa saya segera dijawab Tuhan. Tetapi
ternyata Tuhan bermaksud lain. Saya kadang hanya disuruh untuk
menyembah, berbahasa Roh, atau membaca Alkitab berurutan menyelesaikan
kitab demi kitab. Dari saat-saat seperti itu Tuhan banyak berbicara
kepada saya. Padahal saya sudah menuliskan pokok-pokok doa. Pokok-pokok
doa itu juga sebenarnya sebagian saya dapatkan dari WPA(World Prayer
Assembly) pada tgl 14-18 Mei 2012. Pokok doa sebulan dari buku Dick Eastman,
pokok doa sebulan untuk mendoakan suku-suku Indonesia yang belum
terjangkau Injil dan pokok-pokok doa untuk Yerusalem, serta daftar
pokok-pokok doa saya sendiri. Kadang pokok-pokok doa yang saya tuliskan
cukup saya tumpang tangan dan mendoakannya secara cepat. Karena saya
biasanya dibawa ke dalam penyembahan yang lebih dalam lagi.
Satu
kali dalam doa-doa saya itu, saya berbahasa Roh dengan kuat. Tiba-tiba
saya kaget mendengar suara jeritan kesakitan yang panjang, yang sangat
mengerikan. Saya sampai melihat ke belakang ada apa di belakang saya,
sambil merinding tentunya. Sayapun berbahasa Roh makin kencang dengan
gitar saya. Tiba-tiba Tuhan bukakan Mazmur 149:1-9.
149:1. Haleluya! Nyanyikanlah bagi TUHAN nyanyian baru! Pujilah Dia dalam jemaah orang-orang saleh.
149:2 Biarlah Israel bersukacita atas Yang menjadikannya, biarlah bani Sion bersorak-sorak atas raja mereka!
149:3 Biarlah mereka memuji-muji nama-Nya dengan tari-tarian, biarlah mereka bermazmur kepada-Nya dengan rebana dan kecapi!
149:4 Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya, Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.
149:5 Biarlah orang-orang saleh beria-ria dalam kemuliaan, biarlah mereka bersorak-sorai di atas tempat tidur mereka!
149:6. Biarlah pujian pengagungan Allah ada dalam kerongkongan mereka, dan pedang bermata dua di tangan mereka,
149:7 untuk melakukan pembalasan terhadap bangsa-bangsa, penyiksaan-penyiksaan terhadap suku-suku bangsa,
149:8 untuk membelenggu raja-raja mereka dengan rantai, dan orang-orang mereka yang mulia dengan tali-tali besi,
149:9
untuk melaksanakan terhadap mereka hukuman seperti yang tertulis.
Itulah semarak bagi semua orang yang dikasihi-Nya. Haleluya!
Jadi
ketika kita berdoa, khususnya berdoa dalam Roh, memuji dan menyembah
Tuhan yang tanpa gangguan itu, dan dengan pedang Roh yaitu Firman Tuhan
di mulut kita, serta dengan konsentrasi sepenuhnya kepada kehadiran
Allah, maka yang terjadi adalah kita sedang menyiksa penguasa-penguasa
di udara, yang berkuasa atas jiwa-jiwa, suku-suku bangsa, juga
membelenggu dan merantai roh-roh jahat. Haleluya. Selanjutnya nanti kita akan
melihat ada orang-orang yang dilepaskan dari ikatan kuasa kegelapan, yang disembuhkan
dari sakit, atau tiba-tiba ada pertobatan jiwa-jiwa. Sungguh luar biasa.
Keluarga-keluarga akan dipulihkan. Anak-anak, para ayah dan ibu-ibu akan menjadi penyembah-penyembah Allah.
Selanjutnya saya juga
berketetapan hati untuk membatasi tontonan saya. Beberapa waktu yang
lalu saya bersama beberapa teman saya di persekutuan berpuasa menonton
TV selama 1 minggu. Selanjutnya saya menjadi terbiasa untuk tidak
menonton televisi. Jika ada yang menyetel TVpun saya hanya melihat
sambil lalu saja. Akhirnya hidup saya berubah. Saya makin intim dengan
Tuhan. Saya bahkan sedih melihat orang-orang yang senang menonton TV
yang menghabiskan waktunya dengan menonton sinetron atau apa sajalah.
Juga dengan orang-orang yang bermain game saja. Katanya itu hiburan.
Padahal kita tau penghiburan kita yang utama adalah Yesus Kristus. Tidak
akan pernah kita temukan penghibur lain di luar Roh Kudus. Jika
kita bisa menonton atau bermain game 2-4 jam sehari, mengapa kita tidak
bisa berdoa atau membaca Alkitab selama itu? Tentu ada yang salah. Itu
artinya iblis yang jadi musuh kita, sedang mengikat kita dengan hal-hal
yang duniawi. Salah satu kesaksian seorang pelukis Korea yang saya baca,
yang pernah dibawa ke neraka mengatakan, orang yang menonton TV sekuler,
roh iblis sedang mengambil pikiran mereka. Jadi pikirannya hanya tertuju kepada hal-hal yang duniawi saja, sehingga akan sulit untuk fokus kepada Tuhan dan kerajaanNya.
Beberapa hal lain adalah tentang pembukaan kitab Kidung Agung.
Pada suatu pagi saat saya hampir menutup doa pagi, tiba-tiba saya mendengar suara:
CINTA KUAT SEPERTI MAUT. Segera saya membaca kitab Kidung Agung, karena
saya tau kata-kata itu ada di dalam kitab itu. Tiba-tiba pikiran saya
mulai terbuka, bahwa kisah itu adalah cerita tentang Tuhan kita Yesus
Kristus dengan kita sebagai mempelaiNya. Khususnya saya katakan, ini
kisah cinta saya dan Engkau, Tuhan Yesus. Saya seperti sedang
bersahut-sahutan dengan Tuhan saat saya membaca kitab itu. Kitab yang
selama ini kita hindari ternyata menyimpan suatu kedalaman hubungan.
Sampai Tuhan katakan Cintaku kuat kepadamu, kepada semua mempelaiKU,
sampai aku rela mati bagi orang-orang yang Kukasihi..Aku menjadi tidak
tahan, saya menangis dengan kuat lagi. Bagaimana saya harus membalas
cintaMu Tuhan? Saya semakin menangis mengingat Kisah-kisah para Rasul
seperti Paulus, yang karena cintanya, akhirnya sampai mati dalam penjara
karena Kristus. Saya katakan saya gak bisa seperti itu, Tuhan.
Dalam hal memberitakan Injil Tuhan juga menegor saya. Saya pun teringat, bahwa sering ada keinginan untuk
memberitakan Injil, tetapi jarang sekali bisa menyelesaikannya.
Boro-boro bilang Ye, mau bilang Aa saja sudah merasa tersendat. Akhirnya
saya dipertemukan dengan Pak budi dan Hanny yang punya Alkitab The
Gideons, yang berisi kitab-kitab Perjanjian Baru, Amsal dan Mazmur. Saya
minta 100 buku. Jadi setiap kali saya keluar pasti ada Alkitab itu
untuk saya bagikan kepada orang yang belum percaya, dimana Tuhan
menggerakkan hati saya untuk membagikannya. Tetapi saya juga ber-argumen
dengan Tuhan, bahwa saya sudah membicarakan Injil dengan jemaat, dengan
anggota Cool, dengan teman-teman dan lain-lain. Ternyata bagi Tuhan itu
tidak cukup. Kita harus berani untuk memberitakan Injil lebih lagi.
Seperti yang saya baca dari kesaksian pelukis Korea itu, ternyata bagian orang-orang yang tidak
memberitakan Injil adalah neraka. Di sana leher mereka diikat
iblis, lalu tangan kaki mereka ditebas/diputus. Aduh sungguh mengerikan
sekali. Maka kenapa setiap kali saya memakai selengkap senjata Allah,
dalam hal berkasutkan kerelaaan memberitakan Injil selalu saya merasa
kurang maksimal. Tapi kemudian itulah yang memotivasi saya untuk semakin
giat memberitakan Injil. Saya juga bersyukur ada sarana-sarana teknologi, internet seperti HP, Facebook, BB, Blogger saya, untuk dipakai memberitakan Injil, dengan tulisan-tulisan, status-status yang
memberkati semua pembaca dengan terang Injil. Kita sedang rebut-rebutan
dengan iblis dalam hal jiwa-jiwa. Jangan mau kalah.
AMIN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar