Kali ini kita akan mempelajari kepribadian Ester, bagaimana ia mendapatkan perkenanan raja. Kita akan membahas sekilas proses Ester menjadi ratu.
Pada zaman Ahasyweros memerintah sebagai raja Persia, suatu hari ia mengadakan pesta besar, dan pada saat hatinya riang gembira, ia memanggil ratu Wasti untuk datang menghadap, tetapi Wasti tidak mau datang. Ketidaktaatan ini dinilai sangat keterlaluan, sehingga pada saat itu Wasti pun dipecat menjadi ratu. Kemudian Raja memerintahkan untuk mencari pengganti ratu Wasti. Hal pertama yang bisa kita pelajari adalah, hiduplah dalam ketaatan.
Dari seluruh wilayah kerajaan dicari dan dikumpulkanlah semua gadis cantik. Termasuk Ester. Ester atau Hadasa adalah seorang gadis Yahudi, yatim piatu, yang diasuh oleh pamannya Mordekhai, yang tentu saja seorang budak dan orang buangan atau tawanan. Dengan menyembunyikan asal usulnya, ia memberanikan diri untuk mengikuti pemilihan ratu itu. Alkitab mencatat bahwa Ester menimbulkan kasih sayang Hegai, si penjaga para perempuan-perempuan yang datang untuk mengikuti kontes pemilihan ratu itu. Ester segera ditempatkan di tempat V.I.P. tempat yang terbaik di benteng Susan bersama dengan tujuh dayang-dayang terbaik yang akan melayani Ester. Apa yang membuat Ester sepertinya dibedakan dari yang lain? Saya pikir, selain parasnya yang cantik, ada kecantikan dalam hatinya yang memancar keluar. Inner beauty nya itu lho yang membuat dia berbeda. Tetapi selain itu, pastinya Tuhan sedang membuat rencana besar bagi bangsa Israel dalam negeri pembuangan itu. Sekalipun pada saat itu umat pilihan itu dibuang, tetapi mata Tuhan tetap tertuju kepada mereka, kasih setia Tuhan tidak pernah meninggalkan mereka. Skenario itu Tuhan kerjakan melalui Ester yang diangkat Tuhan, oleh karena kepribadian Ester.
Sebelum menghadap raja, para gadis termasuk Ester diwajibkan menjalani perawatan wangi-wangian selama 12 bulan. Enam bulan pertama Ester memakai minyak mur. Pemakaian minyak mur ini kemungkinan adalah dengan cara penguapan atau sauna, sehingga wewangian tersebut dapat meresap kedalam kulit yang mengakibatkan bau harum itu tercium dari jarak yang lumayan jauh. Minyak itu menggantikan bau Ester menjadi bau dengan standard kerajaan. Minyak mur adalah minyak yang diambil dari pohon damar, yang sangat harum baunya dan mahal harganya. Mur ini juga salah satu persembahan yang dibawa oleh orang Majus kepada Yesus saat kelahiranNYA. Tetapi minyak mur ini juga dipakai oleh Nikodemus untuk mengurapi tubuh Yesus saat hendak dikubur (Yohanes 19:39). Artinya ada proses yang menyakitkan yang dijalani Ester untuk bisa menjadi ratu. Enam bulan yang kedua Ester harus menjalani proses luluran dan pemakaian minyak kasai serta wewangian lainnya. Minyak kasai ini dipakai untuk memperindah rambut, supaya layak dipakaikan mahkota kerajaan, serta membuat kulit tampak halus, wangi dan bercahaya.
Demikian juga dengan kita, pada saat kita mengatakan kita adalah mempelai wanita dari Sang Raja di atas segala Raja, yaitu Yesus Kristus, kita harus siap diproses. Mulai dari perubahan bau kita, ego kita, hidup lama kita, menjadi Bau Kristus dalam hidup yang baru. Seperti dalam 2 Korintus 2: 14-15 berkata:
Tetapi syukur bagi Allah, yang dalam Kristus selalu membawa kami di jalan kemenangan-Nya. Dengan perantaraan kami Ia menyebarkan keharuman pengenalan akan Dia di mana-mana. Sebab bagi Allah kami adalah bau yang harum dari Kristus di tengah-tengah mereka yang diselamatkan.
Kita harus mulai hidup dalam Firman Tuhan yang mampu mengubahkan bau kita, hidup lama kita, dibaharui dari sehari ke sehari oleh Kristus dan firman-Nya. Artinya kita harus bisa menyelesaikan pembacaan Alkitab kita dalam 12 bulan, seperti Ester yang diminyaki selama 12 bulan. Maka Firman itulah yang mengharumkan kita. Kita harus mulai diminyaki dengan minyak mur, seperti minyak untuk orang mati, yaitu mati dari kedagingan kita, mati dari hawa nafsu kita, mati terhadap keangkuhan hidup kita. Memang rasanya akan sangat sakit. Umpamanya merubah jam-jam menonton sinetron kita menjadi jam-jam penyembahan dan doa kepada Tuhan. Rasanya selama ini kita sepertinya sudah kecanduan dengan acara itu, kalau tidak menonton serasa ada yang hilang...aku percaya engkau pasti bisa. Atau menekan keinginan belanja kita, keinginan yang hanya memuaskan hawa nafsu kita, dan mengalihkannya kepada pemberian atau taburan bagi kerajaan Allah? Sulit memang, tapi pasti bisa..
Pikiran kita itu, seperti rambut yang menutupi kepala, harus diminyaki dengan minyak kasai, semestinya dipersiapkan untuk menerima mahkota abadi itu. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengisi pikiran kita dengan perkara-perkara yang diatas, perkara-perkara kerajaan sorga, Kolose 3: 1-3,
Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. Pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi. Sebab kamu telah mati dan hidupmu tersembunyi bersama dengan Kristus di dalam Allah.
Dan memikirkan semua yang benar, seperti dalam Filipi 4:7-8,
Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu.
Cerita kita masih berlanjut ketika tiba saatnya semua perempuan dibawa untuk dipertontonkan kepada raja Ahasyweros, untuk memilih siapa yang paling pantas menyandang gelar sang ratu kerajaan. Kepada semua perempuan diberikan perhiasan-perhiasan yang sangat mahal dan indah. Juga diberikan gaun-gaun, baju-baju, sepatu, serta pernak-pernik yang akan mereka pilih untuk dipakai di depan raja. Saya rasa semua gadis-gadis itu akan berebutan untuk mengambil yang paling mereka sukai. Apalagi yang saya dengar semua yang mereka pilih akan menjadi hak milik mereka..hehehe.. Warna-warna favorit mereka, bahan-bahan kesukaan mereka, juga model-model yang sedang trend saat itu. Tetapi gadis kita yang tadi, Ester, tidak ikut-ikutan untuk berebut. Dia segera mendatangi Hegai, sida-sida penjaga perempuan, dan menanyakan pakaian seperti apa yang disukai raja, perhiasan apa yang sangat menyukakan hati raja, make-up seperti apa yang menarik hati raja. Sampai di sini aku menjadi tidak tahan,,,aku terharu,,,aku mengingat diriku yang seringkali hanya mencari kesenanganku sendiri, seringkali hanya mementingkan urusanku sendiri, tanpa memperdulikan apakah Tuhan yang kusembah senang atau tidak...Ampuni aku Tuhan,,
Forgive me O, Lord...
Change me O, Lord...