a Note from me

Perkataan dapat menyebabkan keajaiban, tetapi juga dapat menyebabkan kesalahan besar. Apa yang kita katakan menentukan kedudukan kita. Jika kita memperkatakan kegagalan, kekalahan, kekuatiran, ketidakpercayaan maka itulah yang terjadi. Tetapi sebaliknya jika kita memperkatakan keberhasilan, kemenangan, kebahagiaan, maka itulah yang terjadi dalam hidup kita.
PIKIRKANLAH DAN PERKATAKANLAH.

Sabtu, 30 Januari 2010

Kasih dan Pengorbanan Gantikan Keegoisan


Ernest Gordon merintih di Rumah Maut Chungkai,Birma. Ia mendengar rintihan orang-orang yang sekarat dan mencium bau busuk kematian. Seandainya ia mempunyai kekuatan, ia dapat membalut pahanya yang kurus itu dengan satu tangan. Tapi ia tidak punya energi atau minat untuk melakukannya. Difteri telah menguras habis semuanya: ia tidak dapat berjalan bahkan tidak dapat merasakan tubuhnya. Ia berbagi tempat tidur sempit dengan lalat serta kepinding, menunggu maut di kamp tawanan militer Jepang.


Betapa kejamnya perang. Ia memasuki PD II pada usia 20-an seorang pemuda gunung yang tegap di Skotlandia. Tapi ia ditangkap militer Jepang, berbulan-bulan bekerja keras di rimba menerima pukulan seriap hari. Skotlandia rasanya begitu jauh. Para prajurit Sekutu berlaku biadab, saling mencuri, merampok rekan-rekan yang sekarat, berkelahi untuk mendapatkan sisa-sisa makanan. Hukum rimba telah menjadi peraturan di kamp.


Gordon merasa bahagia bila dapat meninggalkan semua itu. Dia putus harapan. Namun sesuatu yang ajaib terjadi. Dua orang tawanan baru dipindahkan ke kamp itu. Meskipun mereka juga sakit dan lemah, mereka memiliki tata krama yang lebih baik. Mereka membagikan makanan mereka yang tak seberapa dan rela melakukan pekerjaan tambahan. Mereka membersihkan luka-luka Gordon yang memborok dan mengurut kaki-kakinya yang mengerut.Dan untuk pertama kalinya setelah 6 minggu mereka memandikannya. kekuatan Gordon perlahan-lahan kembali, begitu pula harga dirinya.


Kebaikan hati kedua orang itu pun menular. Gordon pun mengikuti jejak mereka. Ia mulai merawat orang sakit dan membagi ransumnya.Ia bahkan memberikan harta bendanya yang tidak seberapa kepada orang lain. Prajurit-prajurit lain pun demikian. Setelah itu suasana di kamp melembut dan menjadi ceria. Pengorbanan menggantikan egoisme. Prajurit-prajurit itu menyelenggarakan kebaktian dan pendalaman Alkitab.


Duapuluh tahun kemudian ketika Gordon melayani sebagai rohaniwan di Universitas Princetown, ia menggambarkan perubahan itu dengan kata-kata:


"Maut masih berada bersama kami...Akan tetapi perlahan-lahan kami dibebaskan dari cengkramannya yang merusak...Egoisme...kebencian...kesombongan semuanya merupakan sifat anti-kehidupan. Kasih...pengorbanan...dan iman merupakan hakikat kehidupan pemberian Allah kepada manusia"


Source: Facing Your Giant
By       : Max Lucado